Tren Motif Batik Bebatuan
Motif batik sekarang ini tidak hanya terikat dengan pakem
yang sudah ada sejak zaman dulu. Orang bebas berkreasi dan bisa memadukan unsur
apapun.
Misalnya fenomena batik bola yang menjadi tren beberapa
waktu lalu, memadukan batik dengan logo klub sepakbola. Kini motif batik pun
ada pula yang mengadopsi bebatuan alam sehingga dinamai dengan geobatik.
Geobatik dirintis oleh Pri Hardjo Sanyoto. Dia seorang
pensiunan Museum Geologi Bandung dan mulai membuat geobatik semenjak 2012. Dia
dibantu oleh pengrajin di daerah Indramayu.
“Bentuk dan
warnanya sesuai corak asli pada batuan,” kata Daman, anggota Georesearch,
kelompok penggarap batik, seperti dikutip Tempo.
Dalam geobatik, bentuk bebatuan dapat menjadi motif batik
yang terlihat unik. Motif menyesuaikan kandungan mineral dari jenis bebatuan.
Contohnya, adalah motif garis-garis bulat, fosil kerang, hingga kurva. Atau
untuk motif batu bara Papua dibuat melalui kain dengan background hitam.
Untuk membuat batik ini tidak asal-asalan. Pasalnya,
memerolehnya lewat riset para geolog agar diketahui kandungan mineralnya.
Batuannya dari hasil servey atau pemetaan suatu tempat.
Cora dari bebatuan didapatkan dengan mengamatinya di
laboratorium. Batu dipotong dengan ukuran 3×4 cm dan ditipiskansampai 0,03 mm.
Setelah dilihat pada mikroskop akan terlihat berbagai coraknya.
Misalnya corak mineral dan sisa fosil. Selain itu, juga akan
terlihat warnanya. Dari sinilah kemudian menjadi insipirasi pembuatan batik
bebatuan atau geobatik.
Sehingga, batik tersebut sekaligus bisa sekaligus menerangkan
tentang unsur di dalam bebatuan. Geobatik telah dipamerkan di Museum Geologi
Bandung beberapa waktu lalu.