Tren Berfoto Selfie Jangkiti Masyarakat Modern
Penggemar situs jejaring sosial Instagram setahun belakangan
ini pasti akrab dengan hashtag bertuliskan selfie. Mulai dari orang biasa
hingga selebriti ternama, semua 'latah' berfoto selfie.
Begitu populernya Fenomena Berfoto Selfie sampai-sampai
Kamus Bahasa Inggris Oxford menobatkan kata tersebut sebagai kata yang paling
banyak dicari pada November 2013.
Selfie merupakan gaya foto yang menampilkan diri sendiri
entah itu wajah, seluruh tubuh atau hanya bagian tertentu dari tubuh.
Foto selfie ini dilakukan oleh diri sendiri tanpa meminta
bantuan orang lain untuk memotret Anda. Saat melakukannya, si pelaku selfie
akan memegang ponsel berkamera atau kamera dengan salah satu tangannya dan
mengarahkan lensa ke bagian yang ingin difoto.
Psikolog Kasandra Putranto melihat fenomena selfie ini
terjadi tak lain karena semakin canggihnya teknologi. Jika dulu foto diri
sendiri tidak memungkinkan karena tidak adanya teknologi yang mendukung,
sekarang ada banyak gadget penunjang untuk selfie.
Dulu mau foto sendiri gimana caranya, ya harus ke
tukang foto. Sekarang orang punya gadget, kamera, self timer, itu teknologi
yang memungkinkan," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu saat
berbincang dengan Wolipop di kantornya di kawasan Kramat Pela, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Selasa(4/2/2014).
Sisi Psikologi Berfoto Selfie
Dilihat dari sisi psikologi, Kasandra menilai fenomena
selfie merupakan salah satu bentuk psikologi konsumen karena ada supply dan
demand. Demand terjadi ketika orang-orang berkeinginan memotret dirinya sendiri
dan kemudian didukung (supply) dengan hadirnya berbagai gadget canggih.
"Supply dan demand naik, munculah Facebook dan
Instagram. Lalu foto (selfie) itu disebarin, ditunjukin ini lho saya lagi
ngapain," ucap Kasandra.
Pandangan lain mengenai penyebab orang menyukai selfie
datang dari profesor di Massachusetts Institute of Technology, Sherry Turkle.
Dalam tulisannya di New York Times, Sherry mengatakan selfie, seperti foto pada
umumnya, merupakan cara seseorang untuk merekam sebuah momen yang kemudian diperlihatkan
ke orang lain.
Berdasarkan pengalamannya selama 15 tahun mempelajari
hubungan antara manusia dan mobile techology, dia melihat sekarang ini bagi
banyak orang sharing atau berbagi apapun dalam kehidupanlah yang penting
dilakukan.
Orang-orang tidak lagi merasa menjadi dirinya sendiri
kecuali mereka berbagi sebuah pemikiran atau perasaan, meskipun sebenarnya
pemikiran atau perasaan itu juga belum jelas untuk mereka," tulis Sherry.
Profesor yang juga penulis buku Alone Together: Why We
Expect More From Technology and Less From Each Other itu menulis lagi, jika
dulu seorang filsuf Prancis ternama Descartes mengatakan 'I think, threfore I
am', orang zaman sekarang karena begitu hobinya berbagi apapun di situs
jejaring sosial dan internet, mengubah ungkapan tersebut menjadi 'I share,
therefore I am.'
Fenomena memperlihatkan atau membagikan apapun mengenai diri
ke internet inilah yang semakin membuat selfie menjadi populer.
Menurut Sherry,
selfie membuat orang-orang jadi mengesampingkan apapun yang tengah terjadi di
sekitar kita karena yang terpenting adalah bagaimana agar momen tidak hilang
dan didokumentasikan.