News Update :
Home » » Cowok Terong Terongan

Cowok Terong Terongan

Penulis : Unknown on Friday, 24 January 2014 | 08:15

 

Setalah Fonomena Cabe - Cabean

Cowok Terong Terongan Sebuah fenomena yang melanda remaja laki-laki usia belia usia SMP dan SMA. Lantas, apa saja ciri-ciri cowok yang dilanda fenomena terong terongan?

Young Lex salah satu sumber yang berkisah pada Liputan 6 berujar jika Terong terongan dialami lelaki usia muda di jenjang SMA. Cowok yang ‘terkontaminasi’ Terong terongan, kata dia, umumnya anak STM, suka tawuran. Mereka memakai topi ketekuk, dan foto di Facebook lagi isap ganja.


Gofar Hilman seorang penyiar radio ternama Indonesia berpendapat lain. Ia mengatakan jika cowok Terong terongan merujuk pada remaja lelaki yang tergolong alay. Namun ada yang berpandangan juga bila Terong terongan adalah banci kaleng.

Apa kata psikolog anak akan fenomena ini? Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd, Psikolog Klinik Anak dan Dewasa mengatakan jika anak-anak usia 14 – 18 tahun harus berhati-hati dalam mendidiknya. Terlebih, masa remaja adalah masa pencarian jati diri.

Saat pencarian jati diri ini remaja miliki banyak cara untuk melakukannya. Ada yang memilih lewat jalan positif, negatif, dan lainnya. Cara yang baik, kata dia, dengan berprestasi di sekolah. Ada pula cara instan dengan bersenang-senang misalnya saja Cabe cabean dan Terong terongan.

Faktor Munculny Terong – Terongan :

Banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul. Setidaknya ada tiga faktor utama yang memiliki andil khusus, sehingga muncul fonemena – fonomena dan istilah – istlah baru.
  • Faktor Media
Tak dapat dipungkiri, tayangan di televisi tidak banyak memberikan tuntunan yang mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya hidup yang diperlihatkan dalam sinetron-sinetron atau drama-drama impor sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya.

Lihat saja bagaimana cara berpakaian dan gaya hidup mereka dijiplak habis oleh remaja putri dalam komunitas cabe-cabean ini.
  • Faktor keluarga
Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak tidak boleh lepas begitu saja. Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga kasih sayang dan perhatian. Salah satu mengapa fenomena ini muncul adalah banyaknya remaja-remaja broken home yang mencari pelampiasan dengan cara-cara negatif.

  • Faktor Lingkungan
Lingkungan terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Share this article :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 
Design Template by kwanyar-news | Support by creating website | Powered by Blogger