Heboh Sensor Kebaya di Tayangan Puteri Indonesia 2016
Publik sempat dihebohkan dengan adanya blur atau sensor
gambar pada tayangan acara Malam Penobatan Puteri Indonesia 2016, Jumat (19/2/2016).
Melalui siaran langsung yang ditayangkan oleh salah satu
stasiun televisi swasta, publik tak dapat secara jelas menikmati karya-karya
perancang yang busananya digunakan oleh para kontestan Puteri Indonesia.
Banyak warga yang menuding, pengaburan gambar tersebut
merupakan ulah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Korporat Indosiar,
Gilang Iskandar, menjelaskan bahwa pengaburan gambar dilakukan oleh stasiun
televisi yang bersangkutan. Untuk tayangan Puteri Indonesia, kata dia,
pengaburan dilakukan karena KPI terlalu sering memberikan teguran kepada
mereka.
"Terlalu sering KPI memberi teguran. Jadi, kami ya
daripada berisiko, maka melakukan itu (pengaburan gambar)," ujar Gilang
saat dihubungi, Sabtu (27/2/2016).
Menurut dia, acuan pengaburan gambar tertuang dalam Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (PPPSPS). Menurut salah satu
pasal, stasiun televisi dilarang menampilkan tayangan dengan menunjukkan bagian
tubuh tertentu yang dinilai terlalu dewasa untuk disiarkan.
Namun, kata Gilang, pihak televisi sesungguhnya tak
melakukan pengaburan secara keseluruhan, tetapi hanya bagian yang dilarang.
"Karena bajunya terlalu nerawang di bagian dada, sama
anak-anak di-blur. Jadi, di medsos kok tinggal muka. Aslinya enggak," kata
dia.
Sebelumnya, pada siaran langsung Puteri Indonesia yang
ditayangkan salah satu stasiun TV swasta dari Jakarta Convention Center, busana
kebaya yang dikenakan oleh finalis Puteri Indonesia 2016 disebut disensor oleh
KPI.
Menanggapi hal tersebut, desainer Lenny Agustin memiliki
opini pribadi yang diungkapkan kepada Kompas Female. Menurut dia, jika memang
akan ada pengaburan gambar, para desainer diberi tahu terlebih dahulu sehingga
tidak menciptakan desain pakaian yang terlalu terbuka.
"Sebenarnya sangat merugikan desainer karena desainer
kan sebenarnya ingin promosi di acara itu dan udah mengeluarkan effort yang
besar untuk produknya," ucap Lenny.
Senada dengan Lenny, desainer Deden Iswanto menerima
keputusan menyensor bagian tubuh wanita tertentu saat sedang mengenakan kebaya.
"Kalau acaranya Puteri Indonesia harusnya sebagai
desainer sudah siap karena peraturan di televisi saat ini memang tak boleh. Itu
memang kebijakan pemerintah. Kami harus menaati pemerintah saat ini,"
ungkap Deden.
Publik merasa, tindakan penyensoran busana kebaya Puteri
Indonesia itu sebagai sesuatu yang berlebihan. Sebab, semestinya rakyat
Indonesia melestarikan dan merasa bangga akan warisan pakaian tradisional,
seperti kebaya.
Setidaknya, sebagian besar netizen mengutarakan rasa
keberatan mereka dengan menuliskan berbagai komentar dan status di akun media
sosial masing-masing.